SELAMAT DATANG DI BLOG 11

Sabtu, 07 April 2012

Pesepakbola paling dibenci di Twitter

 Luis SuarezSergio BusquetsLee Hughes dan Marlon King jadi trending topic di situs jejaring sosial, Twitter, sebagai pesepakbola paling dibenci.

Trending Topic dunia itu tercipta berkat kicauan-kicauan dan pengguna Twitter yang mengomentari atau melakukan re-tweet, ini gara-gara kemunculan hastag #FootballersIHate.


Penyerang gaek, 35, asal Inggris milik Notts County tiba-tiba mencuat di Twitter dan menjadi trending topic, alasannya karena Hughes pernah menewaskan orang akibat kecelakaan mobil, dia dihukum enam tahun penjara dan dilarang mengemudi selama sepuluh.


Sergio Busquets, gelandang milik Barcelona ini menjadi hinaan di Twitter hastag #FootballersIHate, alasan mereka membenci Busquets karena aksi-aksi diving-nya yang dianggap sudah tidak wajar lagi dan terlalu berlebihan. Sering menjadi aktor utama dari drama kartu merah bagi lawannya.


Penyerang Liverpool, Suarez menjadi pemain yang paling dibenci bagi suporterManchester United dalam kasus rasisme yang dilakukannya pada Patrice Evra, Suarez mendapat hukuman dilarang bermain delapan kali oleh FA. Kemudian dia berulah lagi sebagai tokoh kebencian di Old Trafford ketika dia menolak berjabat tangan dengan Evra sekembalinya dia dari skors delapan laga itu.


Mantan pemain Nottingham Forest dan WatfordMarlon King, yang saat ini membela Birmingham City adalah tambahan akhir di daftar pemain paling dibenci karena kriminalitasnya. Striker berusia 31 tahun itu pernah melakukan tindakan pelecehan seksual dan pemukulan kepada seorang wanita muda di salah satu klab malam London pada tahun 2008 silam

Sejarah Diving Dalam Sepakbola

Dua dekade lalu, tidak banyak pemain yang berpikir untuk mengelabui wasit demi mendapat hadiah. Entah itu penalti, tendangan bebas, atau membuat pemain lawan dikartu merah. Tapi, sekarang, menjatuhkan diri alias diving untuk menipu wasit menjadi aksi yang umum dalam sebuah pertandingan.

Pemain yang dianggap sebagai "bapak diving" di pentas sepak bola modern adalah mantan kapten timnas Jerman Juergen Klinsmann. Aksinya di final Piala Dunia 1990, saat Jerman Barat menghadapi Argentina, tidak pernah bisa dilupakan. Bukan karena dia mencetak gol kemenangan Jerman, melainkan karena diving legendarisnya.

Pada partai puncak yang dihelat di Stadion Olimpico, Roma, tersebut, Argentina tampil prima. Soliditas lini belakang Tango -sebutan timnas Argentina- tak bisa ditembus Rudi Voeller dkk. Jerman pun frustrasi lantaran sampai menit ke-80 belum bisa mencetak gol. Sedangkan lawan tampak lebih siap melanjutkan pertandingan ke perpanjangan waktu, bahkan adu penalti.

Ketika keadaan makin genting, Klinsi -sapaan Klinsmann- mendapatkan bola di sisi kanan. Belum apa-apa, dia sudah dihadang salah seorang bek Tango Pedro Monzon. Klinsi yang cerdik (atau lebih pantas disebut licik) melihat kaki Monzon bergerak seperti hendak meneklingnya.
Klinsi yang saat itu masih berusia 26 tahun dan merumput di Inter Milan tidak menyia-nyiakan kesempatan. Kala kaki Monzon mengayun, dia tiba-tiba menjatuhkan diri sembari berteriak nyaring. Dia jatuh, lantas berguling tiga kali di tanah.

Wasit yang saat itu belum tahu banyak tentang teknik diving seketika mengganjar Monzon dengan kartu merah. Itu adalah kartu merah pertama yang dikeluarkan wasit dalam final Piala Dunia. Jerman jadi juara berkat penalti yang disarangkan Andreas Brehme. Setelah itu, Klinsi dianggap sebagai raja diving sedunia.

Mulai dekade lalu, diving menjadi marak di pertandingan-pertandingan internasional. Tapi, belakangan, pertandingan antarklub pun menjadi panggung penipuan pemain. Bahkan, pelakunya tidak hanya striker. Asal dalam keadaan menyerang, seluruh pemain berpeluang menjadi penipu.

Filippo dan Simone Inzaghi, Cristiano Ronaldo, serta Wayne Rooney adalah segelintir penerus Klinsi dalam hal mengelabui wasit. Namun, pesona Klinsi ternyata belum padam. Awal bulan ini, dia dipilih sebagai diver terbaik sepanjang masa oleh pembaca London Papers. Dia meraih suara 35 persen, mengungguli si anak muda Ronaldo.

"Saya tidak terkejut kalau Klinsi menduduki posisi teratas di polling itu. Bisa dibilang, dialah yang memopulerkan diving ke sepak bola modern. Apalagi, dia melakukannya dengan aksi teatrikal yang berlebihan," kata Nike Rostron-Pike, direktur halaman online Guardian. "Dialah pionir aksi treble roll (berguling tiga kali) yang sekarang marak dipraktikkan pemain-pemain muda," lanjutnya.

Kendati tidak punya satu aksi fenomenal, Inzaghi bersaudara juga cukup dikenal berkat aksi tipu-tipu. Dua orang itu, terutama Pippo, terlampau sering jatuh tidak wajar. Mantan defender Manchester United Jaap Stam termasuk salah seorang yang sangat membenci kakak beradik tersebut.

Dalam otobiografinya, Stam menyebut mereka Teletubbies, tokoh boneka anak-anak yang gampang jatuh. "Mereka itu (Inzaghi bersaudara) tidak usah ditekling saja sudah jatuh sendiri," kata Stam sinis. Ironisnya, Stam pernah menjadi rekan setim mereka saat merumput di Lazio dan AC Milan.

Parahnya, kini diving menjadi semacam kebutuhan, rencana cadangan kalau skema serangan tidak berbuah gol. Bahkan, pemain dengan skill tinggi semacam Ronaldo pun tak ragu melakukannya. Kamera yang bisa memotret berbagai angle juga tidak mencegah mereka dari niat menipu demi meraih kemenangan.



Menurut saya Jika seseorang menyalahkan seseorang yang melakukan Diving itu salah entah karena mereka Iri/Syirik dengan kemenangan tim si pelaku.Jangan salahkan pemain atau Club yg melakukan diving tapi salahkan Wasit saja jika anda ingin melakukan itu,kenapa? karena yang memberikan pelanggaran berupa penalti kepada Korban atau Kartu Kuning bukanlah si pelaku Diving tapi "WASIT!".

Kamis, 05 April 2012

5 Atlet Badminton Indonesia Terbaik sepanjang Massa


1. RUDY HARTONO KURNIAWAN


Sejarah menulisnya lebih singkat dengan Rudy Hartono. Hingga saat ini rekor 8 kali juara All England, 7 diantaranya direbut secara berturut turut belum bisa terpecahkan. Di luar All England, hampir semua gelar pernah diraihnya termasuk Thomas Cup dan World Cup yang terakhir dilakoninya pada 1980. Rudy juga pernah menerima Tanda Kehormatan Republik Indonesia Bintang Jasa Utama. Rudy juga pernah satu kali membintangi film layar lebar berjudul “Matinya Seorang Bidadari” pada tahun 1971.



2. LIEM SWIE KING


Merupakan generasi emas kedua di tunggal putra. King dianggap penerus kejayaan yang ditinggal Rudy Hartono. Tiga kali gelar All England dan empat runner-up dirasakan pebulutangkis kelahiran Kudus, 28 Februari 1956 ini. Gaya smash yang dilakukannya sambil melompat menjadi cirikhasnya hingga melahirkan julukan King Smash. Semerti halnya Rudy Hartono, Liem Swie King pun pernah bermain film layer lebar berjudul “Sakura dalam Pelukan”. Bahkan jejak langkahnya difilmkan dengan judul “King”.



3. ALAN BUDIKUSUMA


Permainannya tidak segemilang Rudy Hartono maupun Liem Swie King. Namun prestasi yang telah mengharumkan nama Indonesia untuk pertamakalinya di ajang Olimpiade Barcelona 1992 membuat Alan masuk daftar pebulutangkis terbaik di negeri ini. Alan belum pernah merasakan juara All England  maupun Thomas Cup. Namun dengan emas Olimpiade, Alan dianugrahi Tanda Kehormatan Republik Indonesia Bintang Jasa Utama seperti Rudy Hartono.



4. HARYANTO ARBI


Pebulutangkis Indonesia yang juga memiliki gelar lengkap. Dua kali gelar All England bisa diraihnya pada 1993, 1994. Juara Thomas Cup pernah dirasakan sebanyak 4 kali (1994, 1996, 1998, 2000), Juara Dunia 1994, 1995 dan beberapa open turnamen lainnya. Yang lebih fenomenal, Haryanto Arbi merupakan penerus Liem Swie King dalam hal jumping smash. Bahkan Haryanto Arbi dijuluki “Smash 100 watt”  karena kecepatannya.



5. TAUFIK HIDAYAT


Setelah era Haryanto Arbi usai, tak ada pebulutangkis tunggal putra Indonesia yang bisa unjuk gigi. Hingga akhirnya datang nama Taufik Hidayat. Pebulutangkis kelahiran 10 Agustus 1981 ini mampu mengembalikan prestasi bulutangkis Indonesia. Merebut emas Olimpiade Athena 2004, gelar juara dunia juga pernah dirasakannya pada tahun 2004. dan Enam kali juara Indonesia Open. Sayangnya hingga kini Taufik belum mampu merebut gelar All England.